top of page

DAFTAR NAMA STASI/RUKUN DENGAN PELINDUNGNYA

GEREJA KATOLIK

PAROKI HATI TAK BERNODA SP MARIA-MAKALE

I'm a paragraph. Click here to add your own text and edit me. I’m a great place for you to tell a story and let your users know a little more about you.

I'm a paragraph. Click here to add your own text and edit me. I’m a great place for you to tell a story and let your users know a little more about you.

Mazmur Tanggapan

MAZMUR TANGGAPAN

Bacaan-bacaan Alkitab dan Mazmur tanggapan merupakan unsur pokok dalam liturgi sabda (PUMR 55). Sesuai dengan namanya, Mazmur tanggapan dimaksudkan untuk memperdalam renungan atas sabda Allah dan sekaligus menanggapi sabda Allah yang baru saja kita dengarkan dalam bacaan pertama. Mazmur tanggapan memiliki makna liturgis serta pastoral yang penting karena menopang permenungan atas sabda Allah. Karena itu, Mazmur tanggapan tidak boleh diganti dengan teks lain atau nyanyian lain yang bukan dari Alkitab (PUMR 57).

Tradisi menyanyikan Mazmur atau Kidung setelah mendengarkan bacaan dari Kitab Suci, sebenarnya sudah dilakukan sejak jaman dahulu oleh orang-orang Yahudi. Tradisi ini kemudian diikuti oleh Gereja di mana mana dalam tradisi Gereja Latin. Biasanya, setelah pembacaan Kitab Suci, seseorang akan menyanyikan Mazmur atau Kidung dengan berdiri di anak tangga (dekat panti Imam) yang dalam bahasa latin dinamakan Gradus.

Sejalan dengan perkembangannya, Mazmur dan Kidung ini kemudian dihimpun dalam dua buah buku yang diterbitkan oleh Gereja dengan nama Graduale Romanum dan Graduale Simplex di mana nama buku (Graduale) diambil dari kata Gradus tersebut di atas. Sejak abad XX Mazmur tanggapan wajib dinyanyikan dalam Ekaristi. Nyanyian Mazmur tanggapan dapat dinyanyikan di mimbar sabda atau di tempat lain yang dianggap layak (PUMR 61).

Makna utama yang terkandung dalam Mazmur tanggapan adalah :

  • Sebagai jawaban atau tanggapan jemaat atas sabda Allah yang baru saja diwartakan atau dibacakan.

  • Mazmur tanggapan bermakna menjawab dengan pujian atas karya-karya Illahi dari Allah yang terus berlangsung sejak dunia ini diciptakan-Nya hingga sekarang ini

  • Mazmur tanggapan merupakan pewartaan kabar gembira tentang karya keselamatan Allah, di mana karya keselamatan ini memuncak pada diri Yesus Kristus Putra Nya yang tunggal.

PEDOMAN MEMBAWAKAN MAZMUR TANGGAPAN

Sejak dikeluarkannya Pedoman Umum Missale Romawi (PUMR) 2002 dan diterbitkannya Tata Perayaan Ekaristi (TPE) di Indonesia pada tahun 2005, hal tentang membawakan Mazmur Tanggapan ini dijelaskan secara lebih rinci lagi.

  • Sesuai dengan PUMR no 61, Mazmur tanggapan sebaiknya dibawakan dengan cara dinyanyikan, sekurang-kurangnya pada bagian ulangan (antifon) sesuai dengan hakikat dari Mazmur sendiri yang merupakan sebuah nyanyian

  • Mazmur tanggapan dinyanyikan dengan tenang dan mengalir, selaras dengan sifat lagunya yang lebih bersifat kontemplatif dan meditative

  • Mazmur Tanggapan dibawakan secara khusus oleh pemazmur dan sebaiknya dibedakan dengan solis yang lebih berfungsi sebagai petugas dalam kelompok paduan suara.

  • Seandainya petugas pemazmur tidak ada, maka Solis dari kelompok paduan suara dapat mengambil alih tugas ini; dan seandainya pemazmur dan solis dari paduan suara tidak ada, maka Lektor dapat mengambil alihnya.

Struktur Mazmur Tanggapan terdiri dari ulangan dan ayat atau bait Mazmur.

  • Ulangan dimaksudkan sebagai kunci penafsiran atau sebagai amanat inti dari bacaan yang baru saja didengar.

  • Ulangan memungkinkan umat ambil bagian secara aktif dalam permohonan, pujian, renungan, dll. sebagai tanggapan terhadap sabda Allah.

  • Ayat/bait-bait bermaksud memperdalam amanat pewartaan.

  • Dialog antara ayat - ulangan, antara pemazmur - umat, antara pewarta dan penerima sabda, menggambarkan dialog antara Allah dan umat-Nya.

Tata Pelaksanaan

Mazmur tanggapan muncul dari suasana hening, tanpa keributan atau pun pengumuman. Itulah sebabnya ulangan sebaiknya dihafal, sehingga umat tidak harus membaca. Cara membawakan mazmur tanggapan adalah sbb:

  • Pemazmur melagukan [ayat-ayat] mazmur dari mimbar atau tempat lain yang cocok.

  • Sesudah intro dari organis, pemazmur melagukan ulangan, kemudian umat menirukan pemazmur: melagukan ulangan.

  • Kemudian pemazmur melagukan ayat-ayat, dan sesudah setiap ayat, umat melagukan ulangan.

  • Hendaklah dihindari kebiasaan buruk: umat ikut bersenandung pada saat pemazmur melagukan ayat-ayat mazmur. Tugas umat waktu pemazmur melagukan ayat adalah meresapkan syair ayat mazmur sehingga dapat menanggapi secara mantap waktu melagukan ulangan.

Peran Pemazmur

Pemazmur memainkan peranan kunci dalam membawakan mazmur tanggapan. Maka ia harus sungguh memahami fungsi mazmur tanggapan dan menguasai teknik-teknik membawakannya, a.l:

  • Ulangan: Pemazmur harus mampu mengangkat ulangan dengan mantap dan meyakinkan, sesuai dengan jiwa teks, sehingga umat pun dapat serempak mengulanginya.

  • Ayat-ayat: Ayat-ayat mazmur mengungkapkan inti tanggapan kita terhadap sabda Allah. Maka harus dibawakan dengan tepat.

Suasana dan penjiwaan

Jiwa dan suasana Mazmur tanggapan sangat bervariasi: gembira, pujian, syukur, gagah, agung/megah, susah, merana merintih, tenang (doa, renungan), dll. Semua ini harus mendapat perhatian dari pemazmur, agar ia dapat membawakan ayat-ayat mazmur tanggapan dengan suasana dan penjiwaan yang tepat.

Tempat Tempat pemazmur membawakan ayat-ayat mazmur ialah mimbar atau tempat lain yang cocok. Umat mendengarkan sambil duduk. Sedapat mungkin umat berpartisipasi dengan menyanyikan ulangan, kecuali kalau yang dinyanyikan itu hanya mazmur saja tanpa ulangan.

Samakah dengan Lagu Antar Bacaan?

Mungkin kita pernah atau masih sering menggunakan istilah Lagu Antarbacaan. Istilah lagu antarbacaan dalam Misa sebenarnya kurang tepat. Mengapa? Karena istilah itu dapat dengan mudah malah membelokkan makna dan fungsi liturgis yang sebenarnya, yang lalu berujung pada pemilihan lagunya. Karena dikatakan “lagu”, maka orang cenderung menafsirkannya sebagai lagu apa saja. Atau setidaknya lagu yang bertemakan Sabda Allah. Malah, acap kali lagu yang dipilih tidak bersifat biblis. Pokoknya, asal dalam lagu itu ada kata “sabda”-nya; asal di antara Bacaan-bacaan itu ada lagunya; atau asal umatnya tidak diam saja. Maka, istilah antarbacaan sering dimengerti sebagai selingan, atau pengisi antara kedua bacaan. Tentu saja, kebiasaan lama yang kurang tepat ini perlu diperbaiki. Apalagi usaha pembenahan ini sudah didukung oleh Komisi Liturgi KWI dengan terbitnya buku khusus Mazmur Tanggapan san Alleluia, lengkap dengan notasinya.

images.jpg

images.jpg

Pustaka :

  • Suryanugraha, C. Harimanto. 2007. Lakukanlah Ini:Sekitar Misa Kita cetakan III. Bandung:SangKris

  • Irianto , Ign. Djoko. 2011. Mazmur Tanggapan. http://gemaliturgi.blogspot.com/2011/11/mazmur-tanggapan.html

  • Suryanugraha, C. Harimanto. 2013. Rupa dan CItra: Aneka Simbol dalam Misa cetakan V. Bandung:SangKris


Featured Posts
Check back soon
Once posts are published, you’ll see them here.
Recent Posts
Archive
Search By Tags
Follow Us
  • Facebook Basic Square
  • Twitter Basic Square
  • Google+ Basic Square

© 2015 oleh Gereja Katolik Hati Tak Bernoda SP Maria Makale dengan Wix.com

  • Facebook Social Icon
  • Google+ Social Icon
bottom of page