EKARISTI ITU PERJAMUAN TUHAN

Ekaristi sudah “biasa” bagi orang Katolik. Barangkali kita tak lagi ingat dari mana datangnya Ekaristi. Ekaristi datang kepada kita tahu-tahu sudah seperti itu. Urut-urutan dan polanya kita tahu. Doa-doanya sama, sudah dari dulu. Barangkali karena itu, kita tak lagi ambil pusing tentang Ekaristi. Bahkan ada yang tidak merasakan apa-apa lagi tiap misa, hampa.
Mari melihat kembali apa Ekaristi itu!
Ekaristi dalam pengertian kita sekarang yaitu Misa dapat kita cari dalam Perjanjian Baru yang ditulis dalam Yunani dalam bentuk kata eukharisteesas (9x), eukharistein (2x), eukaristia (5x), eukharistoon (5x). pada dasarnya, semua kata itu berarti “mengucap syukur”.
Dasarnya adalah Perjamuan Malam Terakhir Yesus dengan para murid-Nya. Saat itu Yesus mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada pada murid-Nya. Demikian juga dibuatnya dengan cawan itu. Apa yang dilakukan Yesus itu “mengambil, mengucap syukur dan memecah/membagi” (tradition mysteriorum) menjadi model bagi perjamuan para Rasul dan seterusnya. Bahkan hingga saat ini menjadi model Liturgi Ekaristi yang kita hadiri.
Para rasul menaati perintah Yesus untuk berkumpul dan memecahkan roti. Istilah “perjamuan Tuhan’ (cela Domini) dipakai, terutama oleh Paulus (1 Kor 11:20). Istilah ini mengandung makna perjamuan yang bersifat kudus, suatu perjamuan bersama sesuai “tata cara Yesus” dan memberinya makna baru.
Jemaat yang berhimpun tidak hanya diam. Mereka melakukan (Latin: agree) kegiatan ritual keagamaan yang tidak hanya terkait dengan roti suci, tapi juga seluruh dinamika perayaannya. Ekaristi bukan hanya kehadiran Kristus dalam bentuk sakramen itu, tapi juga suatu tatanan kegiatan bersama, yang dilengkapi dengan kurban dan perjamuan. Sacramentarium Veronense dan Gelasianum menyebutnya actio (Actionis, actionem).
Ada empat unsur yang membangun sebuah Ordo Missae atau Tata cara Misa/Perayaan Ekaristi yang khas Romawi yaitu Ritus Pembuka, Liturgi Sabda, Liturgi Ekaristi dan Ritus Penutup. Keempat unsur besar ini merupakan satu rangkaian yang utuh untuk suatu perayaan liturgi Sakramen Ekaristi. Tanpa salah satu unsur utama itu, tidak ada namanya Perayaan Ekaristi.
Secara berturut-turut akan dibahas pada pojok katekese selanjutnya tentang persiapan mengikuti perayaan Ekaristi dan unsur-unsur Perayaan Ekaristi dari awal hingga akhir.